Senin, 15 Juli 2013

Campylobacter jejuni


 C. jejuni merupakan kuman Gram-negatifberbentuk lengkung, S dan berbentuk batang yang bergerak, memiliki panjang 0,5 – 5 µm dan lebar 0,2 – 0,5 µm. Kuman ini dapat bergerak dengan sebuah flagel kutub, dan tidak membentuk spora (Gambar 1). Kuman ini merupakan kuman microaerophilic, sensitive terhadap stress lingkungan seperti oksigen 21%, pemanasan, pengeringan, desinfektan dan kondisi asam. Karena kuman microaerophilic dapat hidup dengan baik pada oksigen 3-5% dan 2-10% CO2.
Pada pemeriksaan mikroskopik feses menunjukkan adanya sejumlah kuman yang meluncur kesana kemari disertai darah dan netrofil. Tumbuh pada perbenihan selektif di dalam sungkup lilin. C. jejuni dieramkan pada suhu 42oC kuman akan tumbuh baik sementara kuman feses pencernaan lainnya tumbuh kurang baik pada suhu ini. 
C. jejuni juga menyebabkan infeksi aliran darah (bakteremia), terutama pada penderita kencing manis atau kanker. C. jejuni tidak dapat memfermentasi karbohidrat, sehingga energi yang diperoleh dari asam amino atau dari komponen-komponen intermediet pada siklus asam trikarboksilat. Kuman ini juga mampu merdekusi nitrat dan hamper semua strain C. jejuni menghidrolisi hipurat.  
   
Sifat biakan merupakan hal terpenting dalam isolasi dan identifikasi C. jejuni . Diperlukan perbenihan selektif ,dan pengeraman harus dilakukan dalam atmosfer dengan O2 yang lebih rendah ( 5% O2) dan lebih banyak CO2 (10% CO2). Suatu cara mudah untuk mendapatkan lingkungan pengeraman ini adalah dengan menempatkan lempeng pada tabung penegeraman anaerob tanpa katalis, dan memberi gas dengan pembangkit gas atau penukaran gas. Semua Campylobacter dapat tumbuh pada suhu 37o C sedangkan, spesies Campylobacter termofilik seperti C. jejuniC. lari, dan C. coli dapat tumbuh dengan baik pada 42oC. Pengeraman lempeng pertama harus dilakukan pada suhu 42 - 43oC. Meskipun C. jejuni tumbuh baik pada suhu 36 - 37oC, pengeraman pada suhu 42oC akan menghambat pertumbuhan banyak kuman lainnya yang ada difeses, sehingga akan memudahkan identifikasi C. jejuni.
Beberapa perbenihan selektif yang banyak digunakan adalah: perbenihan Skirrow, yang memakai gabungan vankomisin, polimiksin B, dan trimetoprin; perbenihan Campy BAP juga menyertakan sefalotin. Kedua perbenihan tersebut digunakan untuk isolasi C. jejuni pada suhu 42oC; jika dieramkan pada suhu 36-37oC, perbenihan Skirrow dapat membantu isolasi kampilobakter lainnya,tetapi perbenihan Campy BAP tidak , karena banyak kampilobakter peka terhadap sefalotin. Koloni yang terbentuk cenderung tidak berwarna atauabu-abu. Koloni ini berair,meluas atau bulat dan konveks; kedua tipe koloni dapat muncul pada sebuah pelat agar.
Campylobacter bersifat mikroaerofilik,sehingga pertumbuhannya lambat. Oleh karena itu apabila mengkultur di dalam media, perlu ditambahkan antibiotika untuk mencegah mikroflora lainnya tumbuh lebih cepat, sehingga mengalahkan campylobacter-nya sendiri. Campylobacter jejuni dan Campylobacter coli dapat tumbuh dengan baik pada suhu 42oC dalam suasana atmosfer dengan 5 - 10% CO2 dan oksigen yang sama banyak. Campylobacter dapat bertahan dalam air pada suhu 4oC selama beberapa minggu, dan dapat bertahan pada suhu di atas 15oC selama beberapa hari. umumnya Campylobacter tidak dapat bertahan sebaik kuman patogen lain seperti Salmonella, tetapi kuman ini dapat bertahan lama dalam makanan yang disimpan pada suhu rendah. Kultur kemudian diinkubasi selama 48-72 jam. Koloni akan tumbuh bulat, meninggi, tembus sinar tetapi tidak transparan (translucent), dan kadang-kadang bersifat mukoid. Kuman dapat diidentifikasi dengan serangkaian uji biokimia yang saat ini telah ada.

Media agar untuk isolasi C. jejuni dari bahan pangan diformulasikan dari kebutuhan ilmu mikrobiologi klinik. Media selektif ini dikembangkan untuk memulihkan mikroba yang diambil dari penderita radang usus, dan kemudian digunakan untuk mengisolasi C. jejuni dari bahan pangan. Beberapa media selektif yang banyak digunakan adalah Skirrow media, mCCDA (Modified Campylobacter Blood-Free Selective Agar Base), CBPA (Columbia Blood Preston Agar), media Karmali agar (Campylobacter Agar Base- Suplemen Karmali), CAT (cefoperazone amphotericin teichoplanin), Campy-BAP dan Butzler media. Selain itu juga digunakan media selektif berupaCefoperazone deoxycholate agar, arang medium selektif berbasis dan semi-padat darah bebas motilitas media.